Sabtu, 08 September 2018

STEROIDA

STEROID


            Sejarah penemuan steroid bermula dari penelitian terhadap sterol (steroid alkohol) dan dilanjutkan dengan asam empedu. Pada waktu itu belum dimengerti kegunaan penelitian ini sampai akhirnya diketahui bahwa kebanyakan hormon dan beberapa vitamin berintikan kerangka steroid (2). Contoh stigmasterol merupakan materi pemula untuk sintesis hormon estrogen melalui koversi terlebih dahulu menjadi androstadienedion dan estron. Estrogen adalah hormon pada wanita yang mempengaruhi pertumbuhan dan sirkulasi darah dari uterus, vagina dan kelenjer air susu. Karena itu estrogen kemudian digunakan bersama dengan gestagen sebagai kombinasi agen kontrasepsi 

A.    PENGERTIAN STEROID
Senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B dan C beranggotakan enam atom karbon, dan cincin D beranggotakan lima. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.


Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolit sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada jaringan hewan dan tumbuhan. Asal usul biogenetic dari steroid mengikuti reaksi-reaksi pokok yang sama, dengan demikian maka golongan senyawa ini memiliki kerangka dasar yang sama.
Senyawa-senyawa turunan steroid memiliki fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan hidup organisme. Berbagai jenis hormone, asam empedu dan berbagai macam senyawa anabolic adalah turunan steroid. Keragaman turunan steroid dihasilkan melalui transformasi struktur dan gugus fungsi steroid berdasarkan reaksi-reaksi sekunder mengikuti keteraturan biogenetic.
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1 , R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R 1, R 2, dan R 3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.

B.    ASAL USUL STEROID
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. selanjutnya lanosterol terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi guigus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida. Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.

C.    KERANGKA DASAR STEROID
Senyawa steroid memiliki kerangka dasar yang spesifik yaitu kerangka 1,2-siklopentanoperhidrofenantren, kerangka ini sekaligus merupakan cirri-ciri khusus yang membedakan steroid dengan senyawa organic bahan alam lainnya.


1.       Kolesterol
Kolestrol merupakan steroid yang terbanyak di dalam tubuh manusia. Kolestrol memiliki struktur dasar inti steroid yang mengandung gugus metil, gugus hidroksi yang terikat pada cincin pertama, dan rantai alkil. Kandungan kolestrol dalam darah berkisar 200-220 mg/dL, meningkatnya kadar kolestrol dalam darah dapat menyempitkan pembuluh darah di jantung, sehingga terjadi gangguan jantung koroner. Pengobatan yang sering dilakukan adalah melebarkan pembuluh darah seperti, memasang ring atau melakukan operasi. Kolestrol dalam tubuh dibentuk di dalam liver dari makanan. Struktur kolestrol dapat dilihat pada Gambar.


Kolestrol dalam makan perlu kita waspadai mengingat tren penyakit jantung cukup tinggi di Indonesia. Beberapa makanan yang banyak mengandung kolestrol disajikan dalam Tabel Sumber makanan dan ukuran sajian serta kandungan kolestrolnya

Garam empedu merupakan hasil sintesa kolestrol dan disimpan dalam bladder, peran senyawa ini adalah untuk mengemulsikan asam lemak dan minyak sehingga memperluas permukaan lipida yang akan dibongkar secara enzimatik.


Contoh lain dari lipida jenis steroid adalah hormon seks bagi kaum laki-laki dan perempuan seperti testoteron, estradiol dan progesteron. Struktur molekul dan fungsinya dapat dilihat dalam tabel.

Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17 atom karbon sering ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan alam yang disebut stroida.




D.    TATA NAMA STEROID
Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata nama sistematika dari steroid didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu terikat. Penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut :



Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, maka jenis-jenis hidrokarbon induk dari steroid adalah sebagai berikut :


Hidrokarbon induk yang lain dari steroida ialah estran, kardanolida dan spirostan, seperti tercantum dibawah ini :




Dalam pemberian nama steroida, jenis substituen ditunjukkan sebagaimana biasanya, yaitu memberi nama awalan atau akhiran pada hidrokarbon induk. Sedangkan posisi dari substituen harus ditunjukkan oleh nomor dari atom karbon dimana ia terikat.


E.    STEREOKIMIA STEROIDA
Stereokimia steroida telah diselidiki oleh para ahli kimia dengan menggunakan cara analisa sinar X dari struktur kristalnya atau cara-cara kimia, Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa konfigurasi dari kerangka dasar steroida dapat dinyatakan sebagai berikut :

 

Dari model molekul menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar). Atom atau gugus yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
1.   Atom atau gugus yang terletak disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak yang sama dengan gugus metil pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi. Ikatan-ikatan yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul digambarkan dengan garis tebal
2.   Atom atau gugus yang berada disebelah bawah bidang molekul yang disebut dengan konfigurasi dan ikatan-ikatannya digam,barkan dengan garis putus-putus. Sedangkan atom atau gugus yang konfigurasinya belum jelas apakah atau. Dinyatakan dengan garis bergelombang. Kedua konfigurasi steroida tersebut mempunyai perbedaan yaitu :
a.    Pada konfigurasi pertama, Cincin A dan cincin B terlebur sedemikian rupa sehingga hubungan antara gugus metil pada C10 dan atom hidrogen pada atom C5 adalah trans (A/B trans). Pada konfigurasi ini gugus metil pada C10 adalah dan atom hidrogen pada C5
b.   Pada konfigurasi kedua, peleburan cincin A dan B menyebabkan hubungan antara gugus metil dab atom hidrogen menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigurasi kedua substituen adalah. Steroida dimana konfigurasi atom C5 adalah termasuk deret 5.
Pada kedua konfigurasi tersebut, hubungan antara cincin B/C dan C/D keduanya adalah trans. Cincin B dan C diapit oleh cincin A dan cincin D sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B dan cincin C sukar terjadi. Oleh karena itu peleburan cincin B/C dalam semua steroida alam adalah trans Akan tetapi perubahan konfirmasi dari cincin A dan Cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida dapat berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut. Perubahan terhadap cincin D dapat m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin C/D dapat cis atau trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada hampir sebagian besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D adalah cis. Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C9 berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan antara sunstituen pada posisi C8 dan C14 adalah trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak. Dengan demikian, stereokimia dari steroida alan mempunyai suatu pola umum, yaitu substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
Sifat-sifat steroida sama seperti senyawa organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugus-gugus fungsi yang terikat pada molekul steroida tersebut. Misalnya, gugus 3-hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan ester atau dioksidasi dengan berbegai oksidator yang menghasilkan suatu keton. Karena bentuk geometri gugus 3-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat-sifat gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri maka gugus 3-hidroksil memperlihatkan sifat yang sidikit berbeda dengan 3- hidroksil, yaitu gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3-hidroksil walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama. Kestabilan steroida ditentukan oleh interaksi 1,3 yang terjadi antara suatu gugus fungsi yang berorientasi aksial dan molekul akan lebih stabil apabila sebagian besar gugus fungsi berorientasi ekuatorial. Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik, tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari pada gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari pada gugus hidroksil yang ekuatorial.

F.     KONFIGURASI SENYAWA STEROID



Perbedaan antara beberapa jenis steroid ditunjukkan oleh jenis subtituen R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar steroid. Sedangkan perbedaan antara senyawa satu dengan yang lainnya dari suatu kelompok, ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, R2 dan R3, jumlah dan posisi ikatan rangkap, jumlah dan posisi oksigen serta konfigurasi dari pusat-pusat asimetri pada kerangka dasar karbon steroid. Jika senyawa steroid digambarkan sebagai suatu molekul yang palanar, maka ada dua kedudukan yang dapat dimiliki oleh setiap gugus yang terikat pada kerangka dasar steroid. Jika gugus tersebut berada di atasbidang molekul, berarti terletak sebidang dengan gugus metal pada C-10 dan C-13 maka gugus tersebut diistilahkan sebagai konfigurasi ß, digambarkan garis tebal. Sebaliknya bila gugus tertentu terikat disebelah bawah bidang molekul maka disebut konfigurasi α dan ikatannya digambrkan dengan garis putus-putus. Sedangkan gugus yang konfigurasinya belum jelas dinyatakan sebagai ξ (xi) dan ikatannya digambarkan sebagai gelombang.
Hubungan cincin A dengan B ada dua kemungkinan yakni trans dan cis. Konfigurasi trans cincin A terhadap B terjadi jika posisi atom hydrogen yang terikat pada C-5 terletak trans terhadap gugus metil pada C-10. keadaan ini menunjukkan pula bahwa atom hydrogen pada C-5 adalah berkedudukan α, sehingga steroid jenis ini disebut deret α. Berlawanan dengan itu disebut steroid deret ß, jika hydrogen pada C-5 berkedudukan ß, yang berarti posisinya cis terhadap gugus metil pada C-10. Keadaan tersebut menggambar konfigurasi cincin A terhadap cincin B adalah cis.
Pada steroid alam hubungan antara cincin B dan cincin C selalu trans. Konformasi cincin B dan cincin C sulit berubah karena diapit oleh cincin A dan D. Cincin A dapat berubah sehingga dapat memungkinkan steroid berada dalam dua macam konformasi yakni trans atau cis. Demikian pula halnya dengan cincin D dapat berubah sehingga hubungan cincin C dan D dapat trans atau cis. Namun pada kenyataannya hubungan cincin C dan D pada hamper semua jenis steroid adalah trans kecuali kelompok aglikon kardiak dimana cincin C dan D adalah cis. Dalam semua steroid alam, subtituen pada C-10 dan C-9 berada pada pihak yang berlawanan terhadap bidang molekul, yaitu trans. Demikian pula hubungan antara subtituen pada posisi C-9 dan C-8, C-8 dan C-14, C-14 dan C-13 adalah trans. Dengan demikian, stereokimia dari steroid alam mempunyai suatu pola umum, yakni subtituen pada titik-titik temu dari cincin disepanjang molekul C-3-10-9-8-14-13 merupakan hubungan trans.

G.   BIOSINTESIS STEROID
Senyawa steroid yang terdapat di alam adalah berasal dari triterpen. Biosintesis steroid sama halnya dengan biosintesis terpen melalui jalur asam mevalonat. Pembentukan kerangka steroid dimulai dari kondensasi dan famesil pitofosfat (seskuiterpen melalui interaksi ekor-ekor menghasilkan skualen, dan kemudian berubah menjadi 2,3-epeksiskualen). Selanjutnya tetrjadi siklisasi berganda dan disusul oleh penataan atom-atom hydrogen dan gugus metil, yang kemudian menghasilkan lanosterol (pada hewan) atau sikloartenol (pada tumbuhan). Siklisasi skualen ini bermula pada protonasi gugus epoksi yang mengakibatkan pembukaan lingkar epoksida. Selanjutnya terjadi pelepasan tiga gugus metil yang terikat pada atom karbon C-4 dan satu gugus metil dan C-14. penyingkiran ketiga gugus metil tersebut berlangsung secara bertahap, dimulai dengan gugus metil pada C-14 yang mengalami oksidasi menjadi aldehid kemudian disingkirkan sebagai asam formiat, kemudian pelepasan kedua gugus metil pada C1 yang dioksidasi menjadi karboksil dan selanjutnya dikeluarkan sebagai karbon dioksida.
Mekanisme biosintesis steroid yang melalui penggabungan dua molekul skualen dapat dilihat pada gambar dibawah. Mekanisme biosintesis tersebut telah dibuktikan kebenarannya melalui percobaan dengan hewan yang diinkubasi dengan asam asetat yang diberi tanda dengan isotop karbon C-14 pada gugus karboksilat, CH314-COOH, ternyata atom karbon radioaktif dari kolesterol yang dihasilkan dapat diidentifikasi dan sesuai dengan pola isoprene penyusunnya. Selanjutnya percobaan dilakukan dengan menggunakan asam asetat yang telah diberi tanda pada gugus metil 14CH3-COOH, ternyta bahwaatom karbon dalam molekul kolesterol yang tidak bersifat radioaktif pada percobaan pertama, ternyata pada percobaan kedua menjadi ardioaktif.




H.    KLASIFIKASI STEROID




I.      SIFAT-SIFAT STEROID
Sifat-sifat steroid, seperti senyawa organik lainnya, pada dasarnya harus dipandang sebagai reaksi-reaksi dari gugus fungsi yang dikandungnya. Misalnya, gugus 3β - hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti yang ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan suatu ester atau dioksidasi dengan berbagai oksidator yang menghasilkan suatu keton.




Akan tetapi, oleh karena bentuk geometri dari molekul steroid, sifat gugus 3β-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat dari gugus-gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Begitu pula, karena faktor geometri molekul, gugus 3 β - hiroksil memperlihatkan  sifat yang sifat yang sedikit berbeda dengan 3α - hidoksil. Misalnya gugus 3β  - hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3α  – hidroksil, walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai struktur dari steroid, jika dikuasa dengan baik, dapat memberikan petunjuk tentang sifat-sifat serta jenis reaksi yang dapat dilakukannya.


Beberapa contoh reaksi steroid yang dipengaruhi oleh faktor stereokimia molekul akan diuraikan dibawah ini.
a.   Pengaruh Konformasi Terhadap Kestabila
Pada sikloheksan monosiklik kesetimbangan konformasi mudah dicapai, dimana substituen yang besar ukurannya akan mengambil kedudukan ekuatorial. Pada turunan sikloheksan berikut, kesetimbangan mudah dicapai dimana substituen R yang ukurannya lebih besar daripada hidrogen akan mengambil kedudukan ekuatorial daripada aksial.



Pada kedudukan aksial, substituen R mengalami antaraksi tolak menolak dengan dua atom hidrogen aksial, yang masing-masing terikat pada atom karbon nomor tiga dari atom karbon dimana gugus R terikat. Antaraksi ini,  yang disebut antaraksi -1,3 menimbulkan tegangan pada molekul. Tegangan ini sebagian besar dapat dihilangkan jika konformasi molekul berbah sehingga gugus R mengambil kedudukan ekuatorial. Oleh karena itu dalam kesetimbangan antara kedua konformasi diatas, konformasi dimana gugus R ekuatorial adalah lebih stabil dan seluruh molekul yang akan berada dalam konformasi ini. Perubahan konformasi seperti pada contoh diatas tidak dapat terjadi dengan leluasa pada steroid, karena molekul steroid adalah k ompak. Hal ini terlihat dari contoh sebagai berikut. Misalnya , 5 – α kolestan 3 ol ( epikolestanol) , dimana kolestnaol merupakan 90% dari campuran. Apabila epimerisasi yang sama dilakukan terhadap epikolestanol, akan diperoleh campuran epimer dengan perbandingan jumlah yang sama pula.

Apabila konfigurasi dari kedua epimer diatas diperlihatkan degan seksama, akan terlihat bahwa gugus hidroksil pada kolestanol adalah ekuatorial, sedangkan pada epikolestanol adalah aksial. Dalam kedudukan aksial ini,gugs idroksil dalam molekul epikolestanol mengalami antaraksi -1,3,m dengan dua atom hidrogen aksial yang terikat pada C-1 dan C-5. Antaraksi ini tidak ditemukan pada kolestanol. Oleh karena itu, kestabilan dari kolestanol lebih besar daripada epikolestanol, sehingga kolestanol ditemukan dalam perbandingan yang lebih besar didalam campuran kesetimbangan epimerisasi. Keterangan yang sama dapat diberikan pula bagi kesetimbangan epimerisasi antara 5 β-kolestan -3 β   -ol (koprostanol) dan 5 β  -kolestan - 3 α-ol (epikolestanol). Dalam campuran kesetimbangan epimerisasi ini, epikolestanol lebih stabil dan dengan demikian berada dalam perbandingan jumlah yang lebih besar (90%).
  

b.   Pengaruh Konformasi Terhadap Esterifikasi
Hampir semua steroid alam mengandung gugus fungsi oksigen, misaklnya gugus hidroksil pada atom karbon C-3. Olehkarena itu, reaksi pada posisi- posisi yang mengandung gugs fungsi ini penting artinya dalam ilmu kimia steroid. Salah satu diantara reaksi itu ialah esterifikasi yang akan diuraikan dibawah ini. Berbagai reaaksi esterifikasi, yang lazim dikenal, dapat pula digunakan dalam steroid. Umumnya, reaksi ini adalah pengubahan alkohol menjadi ester asetat (asetilasi) dengan anhidrat asetat dan piridin, menjadi ester benzoat (benzoilasi) dengan benzoil klorida dan piridin., menjadi ester toluen-p-sulfonat (tosilasi) dengan toluen p-sulfonil klorida dan piridin, atau menjadi eseter katilat dengan mengggunakan etil kloroformat. Kereaktifan suatu gugus hidroksil terhadap reaksi esterifikasi ditentukan oleh orientasi gugus itu, aksial atau ekuatorial. Tanpa kecuali, gugus hidroksil yang ekuatorial lebih mudah diesterifikasi daripada gugus hidroksil yang aksial, yang terikat pada posisi yang sama. Laju esterifikasi gugus hidroksil yang terdapat pada posisi yang berlainan seringkali berbeda pula. Perbedaan laju esterifikasi ini disebabkan oleh halangan ruang (faktor sterik) yang menghalangi terjadinya serangan pada gugus hidroksil itu. Faktor sterik dalam reaksi esterifikasi menjadi lebih jelas jika mekanisme reaksi diperhatikan sebagai berikut. Esterifikasi alkohol, misalnya oleh anhidrida asetat dan piridin, berlangsung melalui pembentukan suatu senyawa kompleks transisi itu memerlukan suatu persyaratan ruang yang selanjutnya menentukan kereaktifan gugus hodroksil pada esterifikasi.

J.     EFEK SAMPING STEROID
Steroid merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri, selain itu steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk meningkatkan mood. Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman dalam waktu yang relatif cepat. Tetapi penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan meningkatkan mood juga mempunyai efek samping yang kadang-kadang justru membahayakan. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan steroid antara lain:
1.    Steroid dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.
2.   Saat diminum, steroid dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan
    suplai darah pada sendi terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut
     avascular necrosis.
3.  Steroid dapat mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dalam
     penggunaan jangka panjang.
4.   Steroid dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk merespon emosi dan rasa sakit fisik
     berkurang.
5.  Kebanyakan mengkonsumsi steroid bakal melepas lemak dan cairan ditubuhnya meskipun
     sudah menghentikan konsumsi steroid.

PERMASALAHAN:

1. Banyak atlet menggunakan doping sebagai salah satu cara untuk meningkatkan peforma saat
    bertanding. steroid merupakan salah satu contoh nyata doping yang deredar secara ilegal
    dikalangan atlet. bagaimana efek steroid bagi tubuh atlet sehingga dikatakan ilegal?
2. Sebutkan beberapa jenis steroid lainnya dan fungsinya bagi kehidupan manusia!
3. Bagaimana proses pengikatan kolesterol oleh darah sehingga dapat mengganggu sirkulasi
    darah dalam tubuh?

7 komentar:

  1. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke-2,
    1. Steroid adrenal adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Organ-organ kelenjar terletak di dekat dengan ginjal. Untuk lebih spesifik, korteks adrenal, wilayah luar kelenjar adrenal terlibat dalam produksi hormon.
    2. Steroid seks
    Androgen (hormon seks pria) dan estrogen (hormon seks wanita) adalah dua jenis utama steroid seks. Di antara hormon seks pria, testosteron adalah chief androgen. Testosteron (terutama disekresi oleh testis) sangat penting untuk fungsi reproduksi pria seperti dorongan seks dan kesuburan. Karakteristik khas laki-laki, seperti perkembangan otot, suara berat, rambut di dada, wajah, dan ketiak, adalah karena adanya androgen. Di antara estrogen, estradiol merupakan hormon seks wanita pokok yang diproduksi oleh ovarium. Estrogen memiliki fungsi yang mirip dengan androgen, dan memberikan wanita mereka karakteristik ‘perempuan’. Progestogen yang lain adalah steroid seks, berbeda dari androgen dan estrogen. Progesteron adalah progestogen hormon pokok dan sering disebut hormon seks wanita.
    3. Steroid anabolik adalah hormon yang menampilkan aktivitas androgenik, dan fungsi yang sangat mirip dengan testosteron. Disintesis dalam testis dan ovarium, mereka merangsang sintesis protein dalam sel-sel otot rangka. Sederhananya, steroid anabolik, seperti hormon pertumbuhan, meningkatkan pertumbuhan otot dan membantu untuk mendapatkan otot yang lebih kuat. Mereka juga membantu dalam pengembangan dan pemeliharaan karakteristik maskulin.
    4. Steroid sintetis
    Ketika kita mendengar kata steroid, kita biasanya mengasosiasikannya dengan obat untuk meningkatkan kinerja. Beberapa orang mengambil steroid sintetis-siap untuk berbagai alasan, dan mereka yang tersedia sebagai pil, salep, inhaler, bubuk, dan dalam bentuk injeksi. Tapi steroid sintetis yang digunakan untuk tujuan medis juga, dan jenis yang paling akrab steroid sintetis kortikosteroid. Kortikosteroid seperti prednison, deksametason, dan prednisolon umumnya diresepkan untuk mengurangi peradangan. Kemampuan mereka untuk menekan peradangan telah membantu dalam pengobatan berbagai kondisi peradangan termasuk rheumatoid arthritis, PPOK, dan asma. Di sisi lain, secara komersial steroid anabolik yang dijual seperti HGH, Winstrol, THG, Genabol, Deca Durabolin-, Androstenedione, dan Anabol digunakan untuk meningkatkan kinerja dan membangun otot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin menambahkan jawaban dari Nurhayati pada salah jenis steroid yakni steroid adrenal, dimana Kortikosteroid merupakan hormon penting yang disekresikan oleh kelenjar adrenal yang langsung memasuki aliran darah. Berikut ini adalah jenis utama dari hormon kortikosteroid, yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal:

      1. Kortisol: atau juga dikenal sebagai glukokortikoid, memainkan peran kunci dalam menjaga tekanan darah dan mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hal ini juga disebut sebagai hormon stres karena dirilis dalam jumlah yang lebih tinggi ketika dihadapkan dengan stres fisik atau psikologis. Hal ini memainkan peran penting untuk mengatasi stres.

      2. Aldosteron: steroid adrenal ini membantu dalam menjaga tekanan darah. Hormon ini membantu dalam mengendalikan kadar natrium dan kalium dalam tubuh. Ia meminta ginjal untuk menyerap kembali natrium, kalium dan menghilangkan yang diperlukan dari urin, yang membantu dalam mengatur tekanan darah.

      Hapus
  2. saya ingin menanggapi permasalahan no 3.
    berikut ini merupakan Efek yang Mungkin Muncul pada Pemakai Steroid

    Pemakaian steroid dalam jangka panjang bisa mengakibatkan seseorang mengalami kecanduan. Serupa dengan kecanduan narkoba, melepaskan diri dari pemakaian steroid bukan hal yang mudah. Bahkan banyak yang masih menggunakannya meski kesehatan mereka menurun akibat zat ini.

    Meski sudah berhenti memakai steroid, efek yang ditimbulkannya tidak serta merta hilang. Beberapa efek dari penggunaan steroid dalam jangka panjang dan dengan dosis yang besar pada pria, antara lain:

    >Rasa sakit saat penis mengalami ereksi.
    >Terjadinya penyusutan pada ukuran testis.
    >Jumlah sperma menurun.
    >Mengalami pembesaran payudara.
    >Berisiko kepada kemandulan dan mengalami impotensi.

    Sementara itu, efek steroid yang muncul jika digunakan secara jangka panjang oleh wanita, antara lain:

    >Tumbuh bulu berlebihan pada tubuh dan wajah.
    >Suara menjadi berat seperti suara pria.
    >Terjadi pembesaran pada klitoris.
    >Berisiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
    >Mengalami penyusutan ukuran payudara.

    Selain efek terkait reproduksi di atas, beberapa efek negatif secara umum yang bisa diakibatkan oleh penggunaan steroid dalam jangka panjang, antara lain:

    >Menyebabkan rasa nyeri pada otot.
    >Membuat pertumbuhan terhambat bagi pemakai usia remaja.
    >Bisa menyebabkan tumbuhnya tumor hati.
    >Menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan .
    >Terjadinya pembesaran tidak normal pada otot jantung.
    >Menyebabkan perilaku agresif .
    >Membuat stretch mark pada kulit.
    >Menimbulkan masalah jerawat.
    >Bisa menyebabkan adanya kelainan lipid darah sehingga memperbesar risiko terkena penyakit jantung.

    Meski begitu, steroid banyak digunakan untuk menangani berbagai penyakit. Salah satu fungsi positif untuk tubuh adalah untuk mengurangi terjadinya peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh, terutama pada penyakit-penyakit tertentu. Hanya saja untuk tujuan tersebut, diperlukan petunjuk dokter untuk pemakaian yang tepat.

    BalasHapus
  3. baik saya akan menjawab permasalahan no 1
    Secara umum penggunaan doping akan menyebabkan terjadinya kebiasaan yang selanjutnya mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan obat yang pada akhirnya akan membahayakan atlet itu sendiri. Macam doping dan bahaya doping tersebut antara lain: Morphine berpengaruh terhadap SSP (Sistem Syaraf Pusat), berupa analgesia, meningkatkan rasa kantuk, perubahan mood dan depresi pernafasan. Pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan motilitas usus, nusea serta emesis, disamping juga keracunan akut hingga berakibat koma.
    a. Anabolic steroid: menyebabkan wanita bersifat maskulin, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan tulang, oedem, icterus, kanker hati, dan peningkat suhu tubuh.
    b. Steroid Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron.
    Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek samping yang diakibatkan termasuk membangun ciri-ciri pria pada seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten, jerawat dan kerusakan ginjal, pada laki-laki obat ini menyebabkan pengurangan spermatogenesis, kulit menjadi kasar. Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu, pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan tertutupnya epifisis yang menghambat pertumbuhan. Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione, nandrolone dan stanozolol.

    BalasHapus
  4. baiklah saya ingin mencoba menanggapi permasalahan pertama saudara,
    Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
    a. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampaui batas kemampuan normal. Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius.
    b. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal.
    c. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
    d. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
    e. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlet wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
    f. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
    g. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.

    BalasHapus
  5. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3.
    Dimana secara singkatnya Setelah diproduksi di hati, kolesterol siap untuk pindah ke dalam aliran darah dan pergi ke berbagai organ dan jaringan dalam tubuh. Sesampai di sana, kolesterol akan melakukan berbagai fungsi.

    Namun, kolesterol tidak masuk ke dalam aliran darah dengan sendirinya, lantaran terlalu berlemak untuk bisa diserap langsung ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, kolesterol memerlukan protein lain untuk mengangkutnya. Protein yang membawa kolesterol dalam darah disebut sebagai apolipoprotein.

    Apolipoprotein bertanggung jawab untuk mengangkut kolesterol ke tujuan yang benar. Ketika apolipoprotein dan molekul kolesterol berkumpul di dalam hati, sekarang disebut sebagai lipoprotein.

    Lipoprotein terjadi dalam berbagai ukuran. Masing-masing ukuran melakukan fungsi yang berbeda. Satu hal yang perlu diingat, semakin banyak kolesterol dan kurangnya lipoprotein yang dimiliki, membuatnya menjadi molekul yang kurang stabil dan semakin besar kemungkinan bisa berada pada risiko penyakit jantung. Karena tersumbatnya aliran darah

    BalasHapus
  6. saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1, Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius.

    BalasHapus