Sejarah penemuan steroid bermula dari penelitian terhadap sterol (steroid
alkohol) dan dilanjutkan dengan asam empedu. Pada waktu itu belum dimengerti
kegunaan penelitian ini sampai akhirnya diketahui bahwa kebanyakan hormon dan
beberapa vitamin berintikan kerangka steroid (2). Contoh stigmasterol merupakan
materi pemula untuk sintesis hormon estrogen melalui koversi terlebih dahulu menjadi
androstadienedion dan estron. Estrogen adalah hormon pada wanita yang
mempengaruhi pertumbuhan dan sirkulasi darah dari uterus, vagina dan kelenjer air
susu. Karena itu estrogen kemudian digunakan bersama dengan gestagen sebagai
kombinasi agen kontrasepsi
A. PENGERTIAN STEROID
Senyawa-senyawa steroid adalah
turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Steroid merupakan senyawa yang memiliki
kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin
yang tergabung. Cincin A, B dan C beranggotakan enam atom karbon, dan cincin D
beranggotakan lima. Steroid,
semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki
peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan.
Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19
terdiri dari androgen
seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21
meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari
bermacam ragam bentuk vitamin
D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain
dari lemak sterol
adalah asam empedu dan
konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang
dioksidasi dan disintesis di dalam hati.
Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa
terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.
Steroid
adalah senyawa organic bahan alam yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolit
sekunder, senyawa ini banyak ditemukan pada jaringan hewan dan tumbuhan. Asal
usul biogenetic dari steroid mengikuti reaksi-reaksi pokok yang sama, dengan
demikian maka golongan senyawa ini memiliki kerangka dasar yang sama.
Senyawa-senyawa
turunan steroid memiliki fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
organisme. Berbagai jenis hormone, asam empedu dan berbagai macam senyawa
anabolic adalah turunan steroid. Keragaman turunan steroid dihasilkan melalui
transformasi struktur dan gugus fungsi steroid berdasarkan reaksi-reaksi
sekunder mengikuti keteraturan biogenetic.
Steroid terdiri
atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek
fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu
adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon
kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara
berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1 , R2 dan R3
yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa
yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang
rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R 1, R 2, dan R
3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi
dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.
B. ASAL USUL STEROID
Percobaan-percobaan
biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari
triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari
triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal
dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan
perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua
steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen
(suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan
menunjukkan bahwa skualen terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang
bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen.
selanjutnya lanosterol terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang
mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini
diawali oleh protonasi guigus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar
epoksida. Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran
tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan
satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap,
mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil
pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami
oksidasi menjadi gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14
disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu mengalami oksidasi
menjadi gugus aldehid.
C.
KERANGKA
DASAR STEROID
Senyawa
steroid memiliki kerangka dasar yang spesifik yaitu kerangka
1,2-siklopentanoperhidrofenantren, kerangka ini sekaligus merupakan cirri-ciri
khusus yang membedakan steroid dengan senyawa organic bahan alam lainnya.
1.
Kolesterol
Kolestrol merupakan
steroid yang terbanyak di dalam tubuh manusia. Kolestrol memiliki struktur
dasar inti steroid yang mengandung gugus metil, gugus hidroksi yang terikat
pada cincin pertama, dan rantai alkil. Kandungan kolestrol dalam darah
berkisar 200-220 mg/dL, meningkatnya kadar kolestrol dalam darah dapat
menyempitkan pembuluh darah di jantung, sehingga terjadi gangguan jantung
koroner. Pengobatan yang sering dilakukan adalah melebarkan pembuluh darah
seperti, memasang ring atau melakukan operasi. Kolestrol dalam tubuh dibentuk
di dalam liver dari makanan. Struktur kolestrol dapat dilihat pada Gambar.
Kolestrol dalam
makan perlu kita waspadai mengingat tren penyakit jantung cukup tinggi di
Indonesia. Beberapa makanan yang banyak mengandung kolestrol disajikan dalam
Tabel Sumber makanan dan ukuran sajian serta kandungan kolestrolnya
Garam empedu
merupakan hasil sintesa kolestrol dan disimpan dalam bladder, peran
senyawa ini adalah untuk mengemulsikan asam lemak dan minyak sehingga
memperluas permukaan lipida yang akan dibongkar secara enzimatik.
Contoh lain dari
lipida jenis steroid adalah hormon seks bagi kaum laki-laki dan perempuan
seperti testoteron, estradiol dan progesteron. Struktur molekul dan fungsinya
dapat dilihat dalam tabel.
Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti
fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon tetrasiklik jenuh
yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17 atom karbon sering
ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan alam yang disebut
stroida.
D.
TATA NAMA STEROID
Sebagaimana senyawa organik
lainnya, tata nama sistematika dari steroid didasarkan pada struktur dari
hidrokarbon steroid tertentu. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan
atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari
substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu
terikat. Penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut :
Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, maka jenis-jenis
hidrokarbon induk dari steroid adalah sebagai berikut :
Hidrokarbon induk yang lain dari steroida ialah estran, kardanolida
dan spirostan, seperti tercantum dibawah ini :
Dalam pemberian nama steroida, jenis substituen ditunjukkan
sebagaimana biasanya, yaitu memberi nama awalan atau akhiran pada hidrokarbon
induk. Sedangkan posisi dari substituen harus ditunjukkan oleh nomor dari atom
karbon dimana ia terikat.
E.
STEREOKIMIA STEROIDA
Stereokimia steroida telah diselidiki
oleh para ahli kimia dengan menggunakan cara analisa sinar X dari struktur
kristalnya atau cara-cara kimia, Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa
konfigurasi dari kerangka dasar steroida dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dari
model molekul menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar). Atom
atau gugus yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
:
1. Atom atau gugus yang terletak
disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak yang sama dengan gugus metil
pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi. Ikatan-ikatan
yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul digambarkan dengan
garis tebal
2. Atom atau gugus yang berada
disebelah bawah bidang molekul yang disebut dengan konfigurasi dan
ikatan-ikatannya digam,barkan dengan garis putus-putus. Sedangkan atom atau
gugus yang konfigurasinya belum jelas apakah atau. Dinyatakan dengan garis
bergelombang. Kedua konfigurasi steroida tersebut mempunyai perbedaan yaitu :
a. Pada konfigurasi pertama, Cincin
A dan cincin B terlebur sedemikian rupa sehingga hubungan antara gugus metil
pada C10 dan atom hidrogen pada atom C5 adalah trans (A/B
trans). Pada konfigurasi ini gugus metil pada C10 adalah dan atom
hidrogen pada C5
b. Pada konfigurasi kedua, peleburan
cincin A dan B menyebabkan hubungan antara gugus metil dab atom hidrogen
menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigurasi kedua substituen adalah. Steroida dimana
konfigurasi atom C5 adalah termasuk deret 5.
Pada kedua konfigurasi tersebut,
hubungan antara cincin B/C dan C/D keduanya adalah trans. Cincin B dan C diapit
oleh cincin A dan cincin D sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B dan
cincin C sukar terjadi. Oleh karena itu peleburan cincin B/C dalam semua
steroida alam adalah trans Akan tetapi perubahan konfirmasi dari cincin A dan
Cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida dapat
berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut. Perubahan terhadap
cincin D dapat m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin C/D
dapat cis atau trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada hampir
sebagian besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D adalah
cis. Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C9
berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga
hubungan antara sunstituen pada posisi C8 dan C14 adalah
trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak.
Dengan demikian, stereokimia dari steroida alan mempunyai suatu pola umum,
yaitu substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang
punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
Sifat-sifat steroida sama seperti
senyawa organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugus-gugus fungsi yang
terikat pada molekul steroida tersebut. Misalnya, gugus 3-hidroksil menunjukkan
semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti ditunjukkan oleh
2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan ester
atau dioksidasi dengan berbegai oksidator yang menghasilkan suatu keton. Karena
bentuk geometri gugus 3-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat-sifat gugus
hidroksil yang terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri maka gugus
3-hidroksil memperlihatkan sifat yang sidikit berbeda dengan 3- hidroksil, yaitu
gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus
3-hidroksil walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama. Kestabilan
steroida ditentukan oleh interaksi 1,3 yang terjadi antara suatu gugus fungsi
yang berorientasi aksial dan molekul akan lebih stabil apabila sebagian besar
gugus fungsi berorientasi ekuatorial. Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor
sterik, tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari
pada gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari
pada gugus hidroksil yang ekuatorial.
F. KONFIGURASI SENYAWA STEROID
Perbedaan
antara beberapa jenis steroid ditunjukkan oleh jenis subtituen R1, R2 dan R3
yang terikat pada kerangka dasar steroid. Sedangkan perbedaan antara senyawa
satu dengan yang lainnya dari suatu kelompok, ditentukan oleh panjang rantai
karbon R1, R2 dan R3, jumlah dan posisi ikatan rangkap, jumlah dan posisi
oksigen serta konfigurasi dari pusat-pusat asimetri pada kerangka dasar karbon
steroid. Jika senyawa steroid digambarkan sebagai suatu molekul yang palanar,
maka ada dua kedudukan yang dapat dimiliki oleh setiap gugus yang terikat pada
kerangka dasar steroid. Jika gugus tersebut berada di atasbidang molekul,
berarti terletak sebidang dengan gugus metal pada C-10 dan C-13 maka gugus
tersebut diistilahkan sebagai konfigurasi ß, digambarkan garis tebal.
Sebaliknya bila gugus tertentu terikat disebelah bawah bidang molekul maka
disebut konfigurasi α dan ikatannya digambrkan dengan garis putus-putus.
Sedangkan gugus yang konfigurasinya belum jelas dinyatakan sebagai ξ (xi) dan
ikatannya digambarkan sebagai gelombang.
Hubungan
cincin A dengan B ada dua kemungkinan yakni trans dan cis. Konfigurasi trans
cincin A terhadap B terjadi jika posisi atom hydrogen yang terikat pada C-5
terletak trans terhadap gugus metil pada C-10. keadaan ini menunjukkan pula
bahwa atom hydrogen pada C-5 adalah berkedudukan α, sehingga steroid jenis ini
disebut deret α. Berlawanan dengan itu disebut steroid deret ß, jika hydrogen
pada C-5 berkedudukan ß, yang berarti posisinya cis terhadap gugus metil pada
C-10. Keadaan tersebut menggambar konfigurasi cincin A terhadap cincin B adalah
cis.
Pada
steroid alam hubungan antara cincin B dan cincin C selalu trans. Konformasi cincin
B dan cincin C sulit berubah karena diapit oleh cincin A dan D. Cincin A dapat
berubah sehingga dapat memungkinkan steroid berada dalam dua macam konformasi
yakni trans atau cis. Demikian pula halnya dengan cincin D dapat berubah
sehingga hubungan cincin C dan D dapat trans atau cis. Namun pada kenyataannya
hubungan cincin C dan D pada hamper semua jenis steroid adalah trans kecuali
kelompok aglikon kardiak dimana cincin C dan D adalah cis. Dalam semua steroid
alam, subtituen pada C-10 dan C-9 berada pada pihak yang berlawanan terhadap
bidang molekul, yaitu trans. Demikian pula hubungan antara subtituen pada
posisi C-9 dan C-8, C-8 dan C-14, C-14 dan C-13 adalah trans. Dengan demikian,
stereokimia dari steroid alam mempunyai suatu pola umum, yakni subtituen pada
titik-titik temu dari cincin disepanjang molekul C-3-10-9-8-14-13 merupakan
hubungan trans.
G.
BIOSINTESIS
STEROID
Senyawa
steroid yang terdapat di alam adalah berasal dari triterpen. Biosintesis
steroid sama halnya dengan biosintesis terpen melalui jalur asam mevalonat.
Pembentukan kerangka steroid dimulai dari kondensasi dan famesil pitofosfat
(seskuiterpen melalui interaksi ekor-ekor menghasilkan skualen, dan kemudian
berubah menjadi 2,3-epeksiskualen). Selanjutnya tetrjadi siklisasi berganda dan
disusul oleh penataan atom-atom hydrogen dan gugus metil, yang kemudian
menghasilkan lanosterol (pada hewan) atau sikloartenol (pada tumbuhan).
Siklisasi skualen ini bermula pada protonasi gugus epoksi yang mengakibatkan
pembukaan lingkar epoksida. Selanjutnya terjadi pelepasan tiga gugus metil yang
terikat pada atom karbon C-4 dan satu gugus metil dan C-14. penyingkiran ketiga
gugus metil tersebut berlangsung secara bertahap, dimulai dengan gugus metil
pada C-14 yang mengalami oksidasi menjadi aldehid kemudian disingkirkan sebagai
asam formiat, kemudian pelepasan kedua gugus metil pada C1 yang dioksidasi
menjadi karboksil dan selanjutnya dikeluarkan sebagai karbon dioksida.
Mekanisme
biosintesis steroid yang melalui penggabungan dua molekul skualen dapat dilihat
pada gambar dibawah. Mekanisme biosintesis tersebut telah dibuktikan
kebenarannya melalui percobaan dengan hewan yang diinkubasi dengan asam asetat
yang diberi tanda dengan isotop karbon C-14 pada gugus karboksilat, CH314-COOH,
ternyata atom karbon radioaktif dari kolesterol yang dihasilkan dapat
diidentifikasi dan sesuai dengan pola isoprene penyusunnya. Selanjutnya
percobaan dilakukan dengan menggunakan asam asetat yang telah diberi tanda pada
gugus metil 14CH3-COOH, ternyta bahwaatom karbon dalam molekul kolesterol yang
tidak bersifat radioaktif pada percobaan pertama, ternyata pada percobaan kedua
menjadi ardioaktif.
H. KLASIFIKASI STEROID
I. SIFAT-SIFAT STEROID
Sifat-sifat
steroid, seperti senyawa organik lainnya, pada dasarnya harus dipandang sebagai
reaksi-reaksi dari gugus fungsi yang dikandungnya. Misalnya, gugus 3β -
hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti
yang ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk
menghasilkan suatu ester atau dioksidasi dengan berbagai oksidator yang
menghasilkan suatu keton.
Akan tetapi, oleh karena
bentuk geometri dari molekul steroid, sifat gugus 3β-hidroksil sedikit berbeda
dengan sifat dari gugus-gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Begitu
pula, karena faktor geometri molekul, gugus 3 β - hiroksil memperlihatkan sifat yang sifat yang sedikit berbeda dengan
3α - hidoksil. Misalnya gugus 3β -
hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3α – hidroksil, walaupun prinsip dari reaksi
yang terjadi adalah sama. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai struktur dari
steroid, jika dikuasa dengan baik, dapat memberikan petunjuk tentang
sifat-sifat serta jenis reaksi yang dapat dilakukannya.
Beberapa contoh reaksi
steroid yang dipengaruhi oleh faktor stereokimia molekul akan diuraikan dibawah
ini.
a. Pengaruh Konformasi Terhadap Kestabila
Pada sikloheksan monosiklik
kesetimbangan konformasi mudah dicapai, dimana substituen yang besar ukurannya
akan mengambil kedudukan ekuatorial. Pada turunan sikloheksan berikut,
kesetimbangan mudah dicapai dimana substituen R yang ukurannya lebih besar
daripada hidrogen akan mengambil kedudukan ekuatorial daripada aksial.
Pada kedudukan aksial,
substituen R mengalami antaraksi tolak menolak dengan dua atom hidrogen aksial,
yang masing-masing terikat pada atom karbon nomor tiga dari atom karbon dimana
gugus R terikat. Antaraksi ini, yang
disebut antaraksi -1,3 menimbulkan tegangan pada molekul. Tegangan ini sebagian
besar dapat dihilangkan jika konformasi molekul berbah sehingga gugus R
mengambil kedudukan ekuatorial. Oleh karena itu dalam kesetimbangan antara
kedua konformasi diatas, konformasi dimana gugus R ekuatorial adalah lebih
stabil dan seluruh molekul yang akan berada dalam konformasi ini. Perubahan konformasi seperti pada contoh diatas tidak dapat terjadi dengan
leluasa pada steroid, karena molekul steroid adalah k ompak. Hal ini terlihat
dari contoh sebagai berikut. Misalnya , 5 – α kolestan 3 ol ( epikolestanol) ,
dimana kolestnaol merupakan 90% dari campuran. Apabila epimerisasi yang sama
dilakukan terhadap epikolestanol, akan diperoleh campuran epimer dengan perbandingan
jumlah yang sama pula.
Apabila konfigurasi dari kedua
epimer diatas diperlihatkan degan seksama, akan terlihat bahwa gugus hidroksil
pada kolestanol adalah ekuatorial, sedangkan pada epikolestanol adalah aksial.
Dalam kedudukan aksial ini,gugs idroksil dalam molekul epikolestanol mengalami
antaraksi -1,3,m dengan dua atom hidrogen aksial yang terikat pada C-1 dan C-5.
Antaraksi ini tidak ditemukan pada kolestanol. Oleh karena itu, kestabilan dari
kolestanol lebih besar daripada epikolestanol, sehingga kolestanol ditemukan
dalam perbandingan yang lebih besar didalam campuran kesetimbangan epimerisasi. Keterangan yang sama dapat diberikan pula bagi kesetimbangan epimerisasi
antara 5 β-kolestan -3 β -ol
(koprostanol) dan 5 β -kolestan - 3 α-ol
(epikolestanol). Dalam campuran kesetimbangan epimerisasi ini, epikolestanol
lebih stabil dan dengan demikian berada dalam perbandingan jumlah yang lebih
besar (90%).
b. Pengaruh Konformasi Terhadap Esterifikasi
Hampir semua steroid alam
mengandung gugus fungsi oksigen, misaklnya gugus hidroksil pada atom karbon
C-3. Olehkarena itu, reaksi pada posisi- posisi yang mengandung gugs fungsi ini
penting artinya dalam ilmu kimia steroid. Salah satu diantara reaksi itu ialah
esterifikasi yang akan diuraikan dibawah ini. Berbagai reaaksi esterifikasi,
yang lazim dikenal, dapat pula digunakan dalam steroid. Umumnya, reaksi ini
adalah pengubahan alkohol menjadi ester asetat (asetilasi) dengan anhidrat asetat
dan piridin, menjadi ester benzoat (benzoilasi) dengan benzoil klorida dan
piridin., menjadi ester toluen-p-sulfonat (tosilasi) dengan toluen p-sulfonil
klorida dan piridin, atau menjadi eseter katilat dengan mengggunakan etil
kloroformat. Kereaktifan suatu gugus hidroksil terhadap
reaksi esterifikasi ditentukan oleh orientasi gugus itu, aksial atau
ekuatorial. Tanpa kecuali, gugus hidroksil yang ekuatorial lebih mudah
diesterifikasi daripada gugus hidroksil yang aksial, yang terikat pada posisi
yang sama. Laju esterifikasi gugus hidroksil yang terdapat pada posisi yang
berlainan seringkali berbeda pula. Perbedaan laju esterifikasi ini disebabkan
oleh halangan ruang (faktor sterik) yang menghalangi terjadinya serangan pada
gugus hidroksil itu. Faktor sterik dalam reaksi esterifikasi menjadi lebih
jelas jika mekanisme reaksi diperhatikan sebagai berikut. Esterifikasi alkohol, misalnya oleh anhidrida asetat dan piridin,
berlangsung melalui pembentukan suatu senyawa kompleks transisi itu memerlukan
suatu persyaratan ruang yang selanjutnya menentukan kereaktifan gugus hodroksil
pada esterifikasi.
J.
EFEK SAMPING STEROID
Steroid
merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri, selain itu
steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk
meningkatkan mood. Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi
mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman dalam waktu yang relatif cepat. Tetapi
penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan meningkatkan mood juga mempunyai
efek samping yang kadang-kadang justru membahayakan. Efek samping yang
ditimbulkan akibat penggunaan steroid antara lain:
1. Steroid dapat menekan
fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.
2. Saat diminum, steroid
dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan
suplai darah
pada sendi terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut
avascular necrosis.
3. Steroid dapat
mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dalam
penggunaan
jangka panjang.
4. Steroid dapat menyebabkan
kemampuan tubuh untuk merespon emosi dan rasa sakit fisik
berkurang.
5. Kebanyakan mengkonsumsi
steroid bakal melepas lemak dan cairan ditubuhnya meskipun
sudah menghentikan
konsumsi steroid.
PERMASALAHAN:
1. Banyak atlet menggunakan doping sebagai salah satu cara untuk meningkatkan peforma saat
bertanding. steroid merupakan salah satu contoh nyata doping yang deredar secara ilegal
dikalangan atlet. bagaimana efek steroid bagi tubuh atlet sehingga dikatakan ilegal?
2. Sebutkan beberapa jenis steroid lainnya dan fungsinya bagi kehidupan manusia!
3. Bagaimana proses pengikatan kolesterol oleh darah sehingga dapat mengganggu sirkulasi
darah dalam tubuh?
PERMASALAHAN:
1. Banyak atlet menggunakan doping sebagai salah satu cara untuk meningkatkan peforma saat
bertanding. steroid merupakan salah satu contoh nyata doping yang deredar secara ilegal
dikalangan atlet. bagaimana efek steroid bagi tubuh atlet sehingga dikatakan ilegal?
2. Sebutkan beberapa jenis steroid lainnya dan fungsinya bagi kehidupan manusia!
3. Bagaimana proses pengikatan kolesterol oleh darah sehingga dapat mengganggu sirkulasi
darah dalam tubuh?
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke-2,
BalasHapus1. Steroid adrenal adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Organ-organ kelenjar terletak di dekat dengan ginjal. Untuk lebih spesifik, korteks adrenal, wilayah luar kelenjar adrenal terlibat dalam produksi hormon.
2. Steroid seks
Androgen (hormon seks pria) dan estrogen (hormon seks wanita) adalah dua jenis utama steroid seks. Di antara hormon seks pria, testosteron adalah chief androgen. Testosteron (terutama disekresi oleh testis) sangat penting untuk fungsi reproduksi pria seperti dorongan seks dan kesuburan. Karakteristik khas laki-laki, seperti perkembangan otot, suara berat, rambut di dada, wajah, dan ketiak, adalah karena adanya androgen. Di antara estrogen, estradiol merupakan hormon seks wanita pokok yang diproduksi oleh ovarium. Estrogen memiliki fungsi yang mirip dengan androgen, dan memberikan wanita mereka karakteristik ‘perempuan’. Progestogen yang lain adalah steroid seks, berbeda dari androgen dan estrogen. Progesteron adalah progestogen hormon pokok dan sering disebut hormon seks wanita.
3. Steroid anabolik adalah hormon yang menampilkan aktivitas androgenik, dan fungsi yang sangat mirip dengan testosteron. Disintesis dalam testis dan ovarium, mereka merangsang sintesis protein dalam sel-sel otot rangka. Sederhananya, steroid anabolik, seperti hormon pertumbuhan, meningkatkan pertumbuhan otot dan membantu untuk mendapatkan otot yang lebih kuat. Mereka juga membantu dalam pengembangan dan pemeliharaan karakteristik maskulin.
4. Steroid sintetis
Ketika kita mendengar kata steroid, kita biasanya mengasosiasikannya dengan obat untuk meningkatkan kinerja. Beberapa orang mengambil steroid sintetis-siap untuk berbagai alasan, dan mereka yang tersedia sebagai pil, salep, inhaler, bubuk, dan dalam bentuk injeksi. Tapi steroid sintetis yang digunakan untuk tujuan medis juga, dan jenis yang paling akrab steroid sintetis kortikosteroid. Kortikosteroid seperti prednison, deksametason, dan prednisolon umumnya diresepkan untuk mengurangi peradangan. Kemampuan mereka untuk menekan peradangan telah membantu dalam pengobatan berbagai kondisi peradangan termasuk rheumatoid arthritis, PPOK, dan asma. Di sisi lain, secara komersial steroid anabolik yang dijual seperti HGH, Winstrol, THG, Genabol, Deca Durabolin-, Androstenedione, dan Anabol digunakan untuk meningkatkan kinerja dan membangun otot.
Saya ingin menambahkan jawaban dari Nurhayati pada salah jenis steroid yakni steroid adrenal, dimana Kortikosteroid merupakan hormon penting yang disekresikan oleh kelenjar adrenal yang langsung memasuki aliran darah. Berikut ini adalah jenis utama dari hormon kortikosteroid, yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal:
Hapus1. Kortisol: atau juga dikenal sebagai glukokortikoid, memainkan peran kunci dalam menjaga tekanan darah dan mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hal ini juga disebut sebagai hormon stres karena dirilis dalam jumlah yang lebih tinggi ketika dihadapkan dengan stres fisik atau psikologis. Hal ini memainkan peran penting untuk mengatasi stres.
2. Aldosteron: steroid adrenal ini membantu dalam menjaga tekanan darah. Hormon ini membantu dalam mengendalikan kadar natrium dan kalium dalam tubuh. Ia meminta ginjal untuk menyerap kembali natrium, kalium dan menghilangkan yang diperlukan dari urin, yang membantu dalam mengatur tekanan darah.
saya ingin menanggapi permasalahan no 3.
BalasHapusberikut ini merupakan Efek yang Mungkin Muncul pada Pemakai Steroid
Pemakaian steroid dalam jangka panjang bisa mengakibatkan seseorang mengalami kecanduan. Serupa dengan kecanduan narkoba, melepaskan diri dari pemakaian steroid bukan hal yang mudah. Bahkan banyak yang masih menggunakannya meski kesehatan mereka menurun akibat zat ini.
Meski sudah berhenti memakai steroid, efek yang ditimbulkannya tidak serta merta hilang. Beberapa efek dari penggunaan steroid dalam jangka panjang dan dengan dosis yang besar pada pria, antara lain:
>Rasa sakit saat penis mengalami ereksi.
>Terjadinya penyusutan pada ukuran testis.
>Jumlah sperma menurun.
>Mengalami pembesaran payudara.
>Berisiko kepada kemandulan dan mengalami impotensi.
Sementara itu, efek steroid yang muncul jika digunakan secara jangka panjang oleh wanita, antara lain:
>Tumbuh bulu berlebihan pada tubuh dan wajah.
>Suara menjadi berat seperti suara pria.
>Terjadi pembesaran pada klitoris.
>Berisiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
>Mengalami penyusutan ukuran payudara.
Selain efek terkait reproduksi di atas, beberapa efek negatif secara umum yang bisa diakibatkan oleh penggunaan steroid dalam jangka panjang, antara lain:
>Menyebabkan rasa nyeri pada otot.
>Membuat pertumbuhan terhambat bagi pemakai usia remaja.
>Bisa menyebabkan tumbuhnya tumor hati.
>Menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan .
>Terjadinya pembesaran tidak normal pada otot jantung.
>Menyebabkan perilaku agresif .
>Membuat stretch mark pada kulit.
>Menimbulkan masalah jerawat.
>Bisa menyebabkan adanya kelainan lipid darah sehingga memperbesar risiko terkena penyakit jantung.
Meski begitu, steroid banyak digunakan untuk menangani berbagai penyakit. Salah satu fungsi positif untuk tubuh adalah untuk mengurangi terjadinya peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh, terutama pada penyakit-penyakit tertentu. Hanya saja untuk tujuan tersebut, diperlukan petunjuk dokter untuk pemakaian yang tepat.
baik saya akan menjawab permasalahan no 1
BalasHapusSecara umum penggunaan doping akan menyebabkan terjadinya kebiasaan yang selanjutnya mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan obat yang pada akhirnya akan membahayakan atlet itu sendiri. Macam doping dan bahaya doping tersebut antara lain: Morphine berpengaruh terhadap SSP (Sistem Syaraf Pusat), berupa analgesia, meningkatkan rasa kantuk, perubahan mood dan depresi pernafasan. Pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan motilitas usus, nusea serta emesis, disamping juga keracunan akut hingga berakibat koma.
a. Anabolic steroid: menyebabkan wanita bersifat maskulin, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan tulang, oedem, icterus, kanker hati, dan peningkat suhu tubuh.
b. Steroid Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron.
Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek samping yang diakibatkan termasuk membangun ciri-ciri pria pada seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten, jerawat dan kerusakan ginjal, pada laki-laki obat ini menyebabkan pengurangan spermatogenesis, kulit menjadi kasar. Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu, pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan tertutupnya epifisis yang menghambat pertumbuhan. Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione, nandrolone dan stanozolol.
baiklah saya ingin mencoba menanggapi permasalahan pertama saudara,
BalasHapusBerikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
a. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampaui batas kemampuan normal. Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius.
b. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal.
c. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral yang berlebihan sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
d. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
e. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlet wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
f. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
g. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3.
BalasHapusDimana secara singkatnya Setelah diproduksi di hati, kolesterol siap untuk pindah ke dalam aliran darah dan pergi ke berbagai organ dan jaringan dalam tubuh. Sesampai di sana, kolesterol akan melakukan berbagai fungsi.
Namun, kolesterol tidak masuk ke dalam aliran darah dengan sendirinya, lantaran terlalu berlemak untuk bisa diserap langsung ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, kolesterol memerlukan protein lain untuk mengangkutnya. Protein yang membawa kolesterol dalam darah disebut sebagai apolipoprotein.
Apolipoprotein bertanggung jawab untuk mengangkut kolesterol ke tujuan yang benar. Ketika apolipoprotein dan molekul kolesterol berkumpul di dalam hati, sekarang disebut sebagai lipoprotein.
Lipoprotein terjadi dalam berbagai ukuran. Masing-masing ukuran melakukan fungsi yang berbeda. Satu hal yang perlu diingat, semakin banyak kolesterol dan kurangnya lipoprotein yang dimiliki, membuatnya menjadi molekul yang kurang stabil dan semakin besar kemungkinan bisa berada pada risiko penyakit jantung. Karena tersumbatnya aliran darah
saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1, Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius.
BalasHapus